Catatan Kecil Tentang Batu
Batu, kita pernah memunguti jejak doa yang diperam di gunung batu tempat Nabi adam dan Bunda Hawa pertama kali bertemu semenjak diturunkan dari surga.
Batu, kita pernah terpukau pada kisah catatan lentera atas burung-burung Ababil yang bersarang di surga tiba-tiba melesat dari sarang mereka menghalau pasukan gajah Raja Abrahah yang mau menyerang Nabi dengan melempari gajah - gajah itu dengan batu-batu panas neraka hingga semua gajah itu terkapar.
Batu, kita pernah bergetar pada keberanian Ibrahim yang dengan kapaknya menebasi leher-leher arca yang disembahi orang-orang sebagai tuhan mereka.
Batu, kita pernah menerima nasihat guru kita di sekolah dasar setelah membahas ungkapan “lempar batu sembunyi tangan”. Engkau ingat kita yang dijadikan contoh pelakunya saat itu?
Batu, kita pernah usil melempari dengannya mangga-mangga ranum tetangga, menepel burung-burung bercengkerema di dahan.
Batu, kita pernah membongkar udang bersembunyi di bawahnya di bening kanal sungai kemarau.
Batu, kita pernah mengeringkan bibir yang menggigil kedinginan berjemur di atasnya setelah ciblon di sungai berjam-jam temporaktif penuh keriangan.
Batu, hari ini ia menyadarkan kita karena selalu menutup mata sebelum kaki kita terantuk padanya.